Sabtu, 12 Mei 2012

Old Poetry

Piano Berdebu

Di Suatu sore yang sepi.
sepi bagaikan aku hanya sendiri disini
menahan kesedihan hati, karena di tinggal kekasih

Bukan aku tak mencintainya, aku hanya ingin melihatnya
melihatnya apakah dia bisa menepati janjinya?
sampai sekarang sepertinya tidak..

Teringat semua yang kulalui dengannya.
ya, kami memainkan piano ini bersama
bisa saja ia menjadi saksi buta kekompokan kami beberapa waktu lalu

aku mencoba memainkan sebuah lagu
ku coba untuk menarikan jariku
sayang, aku tak mampu

Aku tak ingin kehilangan ini!
ku coba memainkan sebuah lagu lagi
sayangnya, aku tetap tak bisa !
jari-jariku ini sudah tak terbiasa..

sejenak, aku terdiam.
apakah salah aku berpisah dengannya? apa yang membuat aku
tak bisa menarikan jariku di atas piano ini ?

apakah memang ini takdirnya ? apakah memang begini jalannya.
Haruskah aku berhenti menarikan jariku ?
Haruskah aku membiarkan alat musik ini berdebu?

ku coba terus ku coba untuk memulainya kembali
mungkin, semnagatku telah patah,
beluma ada yang bisa membangkitkannya kembali

Kau pergi, kau bersamanya.
bukan berarti aku bisa melupakan masa indah kita
bukan berarti semua ingatan ku tentang mu pergi juga dan tergantikan oleh yang lainnya..

Piano berdebu ini sudah menjadsi saksi cinta kita dulu.
dan piano berdebu ini sangat melambangkan apa yang ku alami sekarang.
Kau abaikan aku, membiarkan ku kotor dan berdebu
hingga saatnya kau benar lupa dan akan meninggalkan ku
hingga saatnya aku hanya tinggal ingatan di hidupmu

0 komentar:

Posting Komentar

 

Box of Memories Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang